Latar Belakang
Asuransi
Pada dasarnya sebagai makhluk
sosial, manusia memerlukan orang lain untuk bertahan hidup. Interaksi antar
manusia tersebut juga mendorong manusia untuk saling bertransaksi berdasarkan
kebutuhan mereka yang sangat beragam. Pada zaman dahulu manusia menggunakan
barter untuk melakukan transaksi tersebut. Namun pada era modern hal tersebut
kurang efisien, sehingga manusia membuat sebuah alat tukar baru yang dinamakan
uang. Uang sendiri pada zaman modern, telah menjadi sebuah kebutuhan yang dapat
dikatakan merupakan kebutuhan premier.
Figure 1 - uang sebagai alat transaksi |
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
manusia mempunyai berbagai motif untuk memiliki uang. Diantara dari sekian
banyak motif seseorang untuk memiliki uang, kita dapat membagi motif tersebut
ke dalam 3 buah kategori besar, yaitu:
- Transaksi
- Contoh: membeli sebuah barang,
- Precaution (jaga-jaga)
- Contoh: asuransi kesehatan
- Speculative (investasi)
- Contoh: menanamkan modal pada sebuah perusahaan
Dari ketiga motif utama seseorang
ingin memiliki uang tersebut, kita dapat melihat precation. Yang mana merupakan
langkah preventive dari manusia untuk
mengeluarkan uang lebih dari biasanya dimasa yang akan datang. Salah satu
contoh dari motif precation tersebut adalah asuransi.
Pendahuluan Asuransi
Figure 2 - polis asuransi |
Asuransi merupakan sebuah istilah
yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan
finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan
dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak
dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau
sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu
tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. Salah satu penggerak
utama dari asuransi adalah bank. Hal tersebut karena pada bank terjadi sebuah
peristiwa yaitu pinjam dan meminjam yang tingkat keseimbangan pengembaliannya
harus terjamin.
Figure 4 - asuransi dan perbangkan saling melengkapi |
Jika kita lihat dari kegiatan
pinjam dan meminjam kita dapat membagi user dari bank sebagai individu yang
mengalami kelebihan uang dan individu lainnya mengalami kekurangan uang.
Seorang yang mengalami kelebihan uang akan cenderung untuk menabungkan uangnya
dengan berharap mendapatkan uang lebih dari bunga dan keamanan yang lebih
terjamin. Sedangkan user yang mengalami kekurangan uang akan cenderung untuk
meminjam uang pada bank. Peminjaman uang dari bank kepada user ini harus
dijamin pengembaliannya, sehingga apabila user yang menabung ingin mengambil
uang mereka, uang tersebut tersedia. Sehingga bank memerlukan sebuah badan yang
akan menjamin apabila uang mereka dipinjamkan sebanyak 100 juta rupiah, maka
uang tersebut akan kembali 100 juta rupiah pula. Di sinilah badan asuransi
berfungsi sebagai pihak penjamin.
Namun sebuah badan asuransi memiliki
layanan bukan hanya untuk sebuah bank. Sebuah badan asuransi juga dapat
menjamin hal lainnya, berikut merupakan jenis-jenis dari pelayanan yang
dilakukan oleh badan asuransi:
- Asuransi Kerugian
- Asuransi Kerugian merupakan sebuah jenis layanan asuransi yang menjamin kerugian yang diderita oleh pemilik polis. Asuransi kerugian dapat digunakan untuk mengganti kerugian kerusakan sebuah barang, kendaraan, kerugian transaksi uang, pinjaman bank.
- Asuransi Jiwa
- Asuransi jiwa merupakan asuransi yang menjamin apabila seseorang meninggal dunia.
- Asuransi Kesehatan
- Asuransi kesehatan merupakan jenis layanan dari asuransi yang menjamin kesehatan dari pemilik polis.
Figure 4 - ilustrasi perlindungan yang diberikan oleh asuransi
Sebelum kita bahas mengenai
asuransi lebih jauh, mari kita lihat terlebih dahulu mengetahui mengenai
penguna dari asuransi. Berdasarkan kategori penguna asuransi kita dapat membagi
mereka ke beberapa golongan, berikut merupakan golongan tersebut:
- Pemegang Polis
- Seseorang yang merupakan pihak yang memegang polis.
- Tertanggung
- Merupakan pihak yang tertanggung dalam asuransi tersebut.
- Ahli Waris
- Merupakan pihak yang akan menerima warisan apabila pemegang polis meninggal dunia.
Untuk dapat mendapatkan layanan
asuransi calon nasabah asuransi terlebih dahulu harus mendaftar dan membayar
sejumlah uang yang disebut sebagai premi dalam periode tertentu. Calon nasabah dan
pihak yang tertanggung pada sebuah polis harus merupakan sebuah keluarga atau
memiliki keterikatan darah. Hal ini guna mencegah adanya penyalah gunaan dari
claim sebuah polis.
Sebuah badan asuransi yang baik
haruslah memiliki sistem yang baik pula. Pada era modern sistem pada badan
asuransi didukung dengan sistem yang memanfaatkan teknologi informasi. Hal ini
demi menjaminnya kepercayaan nasabah dan kelancaran berjalannya sistem itu
sendiri. Pada awal masa masuknya
asuransi ke Indonesia, beberapa penguna asuransi di Indonesia sempat melakukan
kecurangan terhadap polis mereka. Hal tersebut dilakukan dengan berbagai cara,
salah satu penyebabnya adalah belum adanya sistem informasi yang baik dan yang
sesuai dengan keadaan di Indonesia pada saat itu. Pada saat itu sistem
informasi pada umumnya diimpor dari berbagai negara asing, seperti contohnya dari
Malaysia dan dari negara-negara di benua Eropa. Namun, seiring perkembangan SDM
sistem informasi yang ada di Indonesia saat ini, Indonesia sekarang telah mampu
menerjemahkan masalah yang dihadapi oleh badan asuransi dan membuat sistem informasi
itu sendiri. Kelebihan dari sistem informasi yang dikembangkan oleh pihak lokal
salah satunya adalah dapat lebih beradaptasinnya sistem terhadap lingkungan
nyata yang ada di Indonesia.
Pada sebuah badan asuransi terdapat
beberapa bagian operasional yang paling utama digambar pada sebuah perancangan
sistem informasi akuntansi. Berikut merupakan Penjelasan dari masing-masing
badan operasional tersebut:
- Underwriting
- Bagian underwriting merupakan bagian yang bertugas untuk mengecek apakah pemegang polis memenuhi persyaratan dokumen untuk memegang polis atau tidak. Diantara dokumen yang dibutuhkan adalah kartu keluarga, untuk mengecek keterhubungan keluarga dari tertanggung dan pemegang polis.
- Actuary (Aktuaria)
- Bagian actuary bertugas untuk memperhitungkan berapa biaya premi yang harus dibayar per periode oleh pemegang polis dengan menggunakan tabel mortalita. Tabel mortalita merupakan sebuah tabel yang menunjukkan tingkat kematian sebuah kelompok umur berdasarkan jumlah n sampel dalam waktu +/- 100 tahun kebelakang pada sebuah wilayah tertentu.
- Claim (Klaim)
- Bagian claim merupakan bagian yang melakukan pengurusan klaim. Klaim dilakukan pemegang polis atau yang terkait lainnya untuk mengambil nominal dari asuransi yang telah ditentukan.
Pada asuransi terdapat sebuah buah
teori yang membuat badan asuransi dapat terus berjalan dan memperoleh keuntungan.
Teori tersebut adalah teori bilangan besar (the
law of big number). Pada teori tersebut badan asuransi harus memiliki
minimal nasabah sebanyak 1000 orang atau lebih. Hal ini dikarenakan adanya
keterhubungan antara kemungkinan yang dapat terjadi dan banyaknya nasabah yang
ada. Sebagai contoh, apabila terdapat 1000 orang memiliki polis asuransi jiwa. Maka
hampir dapat dipastikan tidak mungkin terjadinya kematian ke 1000 orang
tersebut dalam waktu yang bersamaan. Tidak mungkin juga hal tersebut terjadi
dalam sebuah periode yang saling berdekatan, kecuali hanya 1-2 orang saja yang
bersamaan.
Sebuah badan asuransi pada umumnya juga
memiliki badan asuransi yang lebih besar. Hal ini demi terjadinya pengurangan
beban yang ditanggung oleh sebuah badan asuransi. Kejadian dimana sebuah badan
asuransi mengasuransikan uang mereka ke badan asuransi lain disebut sebagai
reasuransi. Namun tidak berhenti sampai disitu saja, sebuah badan asuransi yang
lebih besar tersebut terkadang juga melakukan asuransi kembali terhadap asset mereka
kepada sebuah badan asuransi yang lebih besar. Umumnya skala dari badan
asuransi yang lebih besar terakhir tersebut adalah berskala internasional. Peristiwa
sebuah badan asuransi besar mengasuransikan ke badan asuransi yang lebih besar
tersebut disebut sebagai retrossesi (retrocession).
Badan asuransi yang paling besar terakhir tersebut tidak dapat mengasuransikan
lagi dana yang ada pada mereka. Umumnya mereka memutar uang tersebut agar mendapat
keuntungan dengan cara menginvestasikan uang yang ada pada pasar modal.